Rumah itu Milikmu
Hari ini aku belajar lagi dari satu kesalahan yang sama. Aku benar-benar mengerti sekarang tentang apa maksud dari seminar Sujiwo Tejo 28 September 2019 lalu di UNNES. Beliau mengutip kata-kata Dahlan Iskhan “Di era revolusi Industri 4.0 ini, kalau punya rencana apapun jangan tanya siapapun dan lakukan sendiri. Semua berubah dengan sangat cepat. Hari ini ada besok berubah lagi.” Aku datang keacara itu sama temenku. Dan aku langsung inget dia, sekarang. Temenku itu emang tipe orang yang ngga suka ngmongin banyak hal ke orang lain tapi dia tahu apa yang dia mau dalam hidup, ini yang mau aku ceritakan tentang dia.
Aku kenal seseorang yang punya karakter sangat unik. Dia teman baikku dan aku sendiri tidak habis pikir kenapa dia setega itu melakukannya, ya meskipun dalam tingkatan yang masih taraf PDKT, dia adalah tipe orang yang tidak ingin dicampakkan. Jadi sebelum dicampakkan oleh orang lain maka dia akan mencampakkannya lebih dulu. Sadis memang, karena dia merasa tidak ada lagi yang perlu dipertahankan dari hubungannya. Menurutnya mereka hanya mencintai topengnya saja. Karakternya yang asli mereka tidak tahu dan tak mau tahu, itulah kesalahan mereka. Dia pernah berkata seperti ini padaku “Mereka (gebetan-gebetannya) dengan percaya dirinya bilang aku sempurna aku luar biasa, padahal aku tidak seperti itu, mereka hanya liat yang mereka suka dari gue aja sementara sisi lain dari diri gue yang lain mereka ga tau. Mereka terang-terangan memiliki visi yang berlawanan denganku dan aku akan membuang-buang banyak waktu jika terus bersama mereka. Jadi ya, lebih baik kutinggalkan saja mereka, ngga ada untungnya juga buatku.” dia berkata sambil lalu. “Jahat? Ya, terserah orang lain akan bilang aku cewek paling jahat atau paling bengsek di dunia. Aku ngga peduli, toh aku ngga bikin mereka rugi, aku juga ngga pernah morotin duit mereka, mereka dan aku cuma mau kenalan aja, liat-liat karakter orang. Kalo permainannya udah ngga asik ya buat apa dilanjut. Jangan terlalu serius lah, lagipula aku tak pernah melabelkan diri sebagai orang baik. Jadi terserah lo mau bilang apa aja tentang gue. Gue ga peduli yang penting hidup gue ga terikat sama tuh orang dan ga ada yang ganggu-ganggu gue sama gombalan basi kayak gitu. Intinya, gua males PDKT.” Katanya sambil tertawa.
Gila. Memang bener ini cewek luar biasa gila. Aku ga habis pikir kenal sama ini cewek tapi aku beruntung kenal sama dia. Dia mengajarkanku buat jadi cewek yang tidak terlalu bergantung sama orang lain. Aku merasa dia itu punya prinsip yang sangat kuat dan dia tipe orang yang tidak mau melibatkan orang lain dalam setiap persoalannya. “Kamu itu boleh pusing dengan pikiranmu, tapi jangan libatkan orang lain tentang pikiranmu. Jadi, mulai sekarang belajar deh, caranya membuat rumah yang paling nyaman di pikiranmu sendiri. Kalau pikiranmu lagi buntu, duduk deh di rumah itu, tenangkan diri, pikirkan baik-baik sebelum bicara dan bertindak. Orang yang ada di luar dirimu adalah makhluk asing. Mereka punya masalah sendiri-sendiri dan bisa jadi lebih rumit dari masalah lo, kalau lo, bergantung pada mereka, lo akan selamanya digantung ketidakpastian. Belajar bicara baik-baik dengan diri sendiri. Putuskan pilihan terbaik menurutmu, baru lo bisa berargumen sama orang luar. Simpelnya, lo harus percaya sama diri lo dan ajak dia bicara, jangan gegabah. ‘Sabar satu-satu dulu’ kalo kata Marchella F.P. hahaha. Oh, iya, dan satu lagi, ekspektasi lo sama gua jangan terlalu tinggi-tinggi, nanti lo sakit sendiri dan gua ga suka nyakitin orang lain. Benar. Aku harus melakukannya. Thanks Annn.