Kau Punya Sayap jadi Terbanglah
Sudah hampir 2 bulan lebih, aku tidak menulis di blog ini. Sepertinya mulai di blog kali ini dan seterusnya akan memberi suasana berbeda. Jika postinganku sebelumnya agak bernuansa sedih dan pekat dengan krisis identitas kini akan kuubah perlahan-lahan. Karena jujur saja selama rentang waktu yang cukup lama ini aku terus berpikir tentang diriku. Tentang apa yang sebenarnya kumau dalam hidup.
Ada kalanya kecenderunganku yang sangat tertutup tentang apa yang kurasakan ditambah ketidakpercayaanku pada orang lain menjadikanku benar-benar tenggelam dalam diriku sendiri. Disatu sisi kapribadianku ini cukup menyulitkanku, karena ketika berada di antara banyak orang aku merasa sendiri. Tapi dilain waktu aku bisa merasakan bahwa setiap manusia apapun karakternya mempunyai kekuatannya masing-masing. Kita dihadapkan pada tekanan karena Tuhan yakin kita mampu mengatasinya.
Tuhan dengan sangat jelas meminta kita untuk membaca, sebagai wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi. Membaca bisa berarti banyak hal, terutama membaca diri sendiri. Apakah sudah benar setiap keputusan yang kita pilih dalam hidup? Apakah jalan ini sudah semakin mendekatkan diri dengan Tuhan? Ataukah kita sebenarnya sedang tersesat? karena sebenarnya saat tersesatpun kita merasa benar. Maka perlu berhenti sejenak, dan merenungi apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita selama ini.
Aku hampir sellau merasa tersesat setiap saat. Kebanyakan keputusan yang kuambil dalam hidup cenderung mengabaikan apa yang sebenarnya kumau. Sederhananya seperti aku yangvmemilih masuk Biologi karena aku merasa mampu di pelajaran itu sewaktu SMP. Tentunya hal itu masih relevan sampai sekarang namun aku tak melakukannya karena aku suka. Aku melakukannya karena orang menganggap itu jurusan normal. Sementara jauh di lubuk hatiku yang terdalam tak ada cinta untuk yang kukerjakan. Jadi selama 4 tahun kuliah yang kulakukan hanya menggambar, di kelas pun menggambar. Sebenarnya aku merasa sangat bersalah pada ibuku. Tapi aku telah memutuskan untuk mempercayai yang kuinginkan sejak dulu bahkan sejak aku kecil.
Aku ingin menjalani hidup yang tenang dan bahagia. Dikelilingi tanaman tropis dan menghabiskan waktuku untuk melukis.
Hidup itu seperti lari marathon, kau perlu menemukan sebuah alasan untuk berlari jauh dan kau tak akan pernah jenuh melakukannya.
Temukan alasanmu untuk bangun di pagi hari, jika kau belum menemukannya seperti kata Rumi:
The breeze at dawn has secrets to tell you. Don't go back to sleep. You must ask for what you really want. Don't go back to sleep. People are going back and forth across the doorsill where the two worlds touch. The door is round and open. Don't go back to sleep.
Tanyakan lagi apa yang kau inginkan, jangan tidur dan melarikan diri, aku tahu itu sangat sulit karena mungkin kau sudah berpikir untuk pergi dari dunia ini. Tapi percayalah hatimu selalu punya satu hal yang benar-benar ingin kau lakukan. Lupakan semua pendapat orang tentang apapun keputusan yang kau ambil. Ini hidupmu, kaulah yang berhak memutuskan apapun di hidupmu. Kau bebas dan kau berkuasa atas dirimu. Jangan biarkan pendapat orang mengekang kebahagiaanmu.
Aku tahu ini tak akan mudah dan butuh waktu lama. Tapi kau punya sayap, belajarlah untuk terbang dan bukan merangkak. Belajarlah mempercayai apa kata hatimu.


0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda