Cahaya Hopper
Lukisan "Morning Sun" (Historia.id)
Aku pertama kali berkenalan dengan Hopper lewat buku berjudul Namaku Asher Lev karya Chaim Potok. Buku yang mengisahkan perjuangan seorang anak Yahudi untuk menjadi pelukis. Sebagaimana agama Islam yang melarang umatnya untuk menggambar makhluk bernyawa dalam Agama Yahudi juga demikian. Perjalanan hidupnya menuntun Lev bertemu pelukis yang mengajarinya teknik melukis. Hopper dan beberapa pelukis lain disebut-sebut dalam buku ini. Selesai membaca buku ini aku langsung menuju mesim pintar google untuk lebih dekat dengannya. Dan aku tidak salah mengagumi Hopper karena memang keren sekali dia. Setelah Monet, sang bapak impresionisme, Hopper adalah juga masuk yang terbaik dalam revolusi seni lukis.
Edward Hopper adalah seorang pelukis yang mendedikasikan jalan seninya pada pemahaman atas cahaya. Dan aku jatuh hati pada gaya Hopper menangkap cahaya lewat sapuan kuasnya. Benar-benar cemerlang dan jenius dalam seni.
Beberapa waktu lalu historia.id membuat artikel tentang keterkaitan antara kondisi pandemi COVID-19 yang memaksa seluruh orang untuk berdiam diri di rumah dengan lukisan Hopper. Langsung saja aku tertarik untuk mengulasnya disini. Tentu saja dengan beberapa opiniku sendiri tulisan ini kudedikasikan untuk Hopper.
Himbauan lockdown dan isolasi diri menjadikan pergerakan manusia terbatas dan tidak diperbolehkan keluar rumah dengan tujuan untuk memutus mata rantai virus corona. Banyak kesempatan kita jumpai orang-orang hanya bisa memandang indahnya cahaya pagi dari jendela. Pertokoan lengang. Kota tidak lagi ramai, malah terkesan seperti kota mati. Kehidupan semacam itu digambarkan dengan menakjubkan oleh Hopper pada beberapa lukisannya bertahun-tahun yang lalu. Cape Cod Morning, Nighthawks, Automat, dan Morning Sun adalah beberapa karya Hopper yang menggambarkan kondisi masyarakat saat ini. Hopper mampu menangkap cahaya-cahaya indah dalam suasana yang mencekam gelapnya pertokoan, suasana menyenangkan namun tidak dapat dijangkau, suasana kesendirian yang hangat dan suasana klise lainnya.
"We Are All Edward Hopper Paintings Now" The Guardian.
Memang tidak banyak yang bisa kita lakukan kecuali dengan terus berikhtiar berdiam diri di rumah. Memang benar pernyataan bahwa kondisi kita tidak ubahnya para tokoh dalam bingkai-bingkai lukisan Hopper.
Dan sekarang kita baru menyadari siraman cahaya matahari pagi di pantai atau berjalan-jalan di taman sebagai anugerah kenikmatan yang mahal harganya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda