Rabu, 29 April 2020

Menggenggammu

Aku masih terus menyimpan pertanyaanmu sore itu dalam segelas teh hangat. Tentang apa yang paling riuh dari pikiran seorang manusia. Aku terdiam dan tidak sekalipun berniat menawarkan minuman ini untukmu. Seperti biasa kalimat itu meluncur dari mulutmu seperti sebuah kutukan. Hingga aku tak berniat membuatmu semakin tenggelam dalam kutukan yang kau yakini sendiri. Segera kugenggam tanganmu. Kutelusuri setiap lekuk jemarimu dan aku berharap kau mengetahui aku ada disini.
 
Pikiranmu itu . . . . Apakah seriuh riak gelombang di lautan? Apakah sepekat malam yang menelan senja bersama pikiranmu  yang bukan lagi untukku. Hanya satu hal kutahu pasti ada jaminan dari setiap keraguanmu, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Kuharap kau merasakannya. Semoga.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda