Aku punya kesenangan unik yang sebenarnya membuat uang di kantong cepat terkuras. Kesenanganku terhadap seni membuatku sangat terobsesi dengan peralatan lukis. Salah satunya ini, yup masking fluid dari Winsor and Newton (gambar sebelah kiri) yang kubeli di online shop seharga Rp 132.000, Gelly Roll 05 Sakura White pen (gambar tengah) harganya Rp 13.000, dan Drawing paper Artemedia A5 harganya Rp 16.000.
Sebenarnya semua alat itu sudah kubeli sejak bulan September kemarin, tapi entah kenapa belum berani kuaplikasikan untuk melukis di atas kertas cat air dengan serius, ya baru hanya sekedar testing di kertas watercolour bekas untuk yang masking fluid. Nah, buat yang penasaran gimana rasanya buat sketsa diatas kertas sketchbook Artemedia, ini aku udah bikin beberapa hasilnya.
Ini salah satu gambar yang aku buat pake kertas sketchbook artemedia dengan cat air. Jadi menurutku kertas ini bagus banget, aku udah nyobain banyak kertas sketchbook dan menurutku kertas Artemedia ngga ngecewain. Ketebalan kertasnya 150 gsm, yang memang diperuntukkan buat bikin sketsa pake pensil atau charcoal, jadi emang ngga cocok kalau dipake buat cat air. Kalau dipaksain buat gambar pake cat air, kertasnya bakal menggelembung tapi nanti ketika sudah kering ya bisa balik lagi. Kalau memang suka pake cat air lebih baik beli sketchbook yang khusus buat cat air yang ketebalan kertasnya 200 gsm atau lebih.
Kelebihan lain dari sketchbook Artemedia ini tuh dia punya spiral yang bikin kertasnya bisa dibalik 360°. Jadi bikin nyaman kalau pas pengin bikin sketsa yang cepet dan ngga takut kertasnya bakal lepas dari skechbooknya.
Oh, iya, buat white pen sakuranya, setelah diaplikasikan ke atas cat air, warnanya ngga terlalu kelihatan. Sebenarnya warna putih itu bisa dipakai buat memberi efek cahaya. Kenapa kok digambarku itu warna putihnya keliatan, jadi aku memakai pensil charcoal putih Bomeijia atau kalau kalian mau bisa juga pakai pensil warna putih.
Nah, akhirnya setelah aku memulai dengan membeli banyak peralatan melukis rasanya sayang sekali jika aku berhenti melukis. Namanya manusia tentu sering banget dilanda kemalasan. Saat inget betapa banyaknya alat yang sudah kubeli dan kucoba untuk memenuhi rasa penasaranku akan jadi sangat terlambat bagiku untuk berhenti. Toh sekalipun aku berusaha berhenti, kegemaranku tak pernah ikut menghilang. Dan kalau boleh kukatakan seni lukislah yang menyelamatkanku berulang kali terutama saat aku merasa benar-benar tak punya harapan apapun. Hanya dengan melihat kembali sketsa lamaku, mereka seperti berbicara padaku bahwa setiap manusia punya bakat, dan sekalipun ada orang yang merasa tak punya bakat, seni bisa dipelajari dengan terus diasah setiap hari.
Itu yang terus membuatku percaya bahwa aku akan terus mencorat-coret kertas karena dia adalah bagian dari diriku.
Label: Art, Psikologi