Sabtu, 13 Maret 2021

Kau tidak sendiri

 Debu di mejaku adalah kenyataan yang tak peduli atas waktu. Tak peduli kapan dan dimana ia jatuh. setiap saat semakin mempertebal kesan bahwa aku sebagai pemilik meja ini benar-benar tak mengerjakan apa-apa. Mempertegas kesan ruangan ini lama tak dibersihkan. Padahal aku tak beranjak kemana-mana tetap mendiami kamar ini untuk waktu yang tak bisa kuhitung lagi.

Aku hanya berpikir mungkin di dunia debu, tak ada satuan waktu jadi apapun yang tidak kau sentuh akan menjadi debu.
Nanti kitapun hanya akan menjadi debu. Saat aku sadar bahwa tak ada yang bisa diandalkan sekalipun kau bilang bersedia jadi tempat bersandar.
Kata-kata itu seperti debu. Semakin dibiarkan akan semakin menutupi hakikat asli yang ada dibawahnya. Semakin banyak kata yang kita perbincangkan semakin tak ada lagi maknanya.
Atau memang sejatinya kitalah yang sering kehilangan makna.

Jika di luar sana kau merasa sendiri dan berbincang tentang kesendirianmu, maka sejatinya makna dari perbincangan itu adalah kau sedang tak sendiri. Ada orang yang kau ajak bicara atau kau perbincangkan. Namun jika hatimu merasa sendiri dan perasaanmu yang menegaskan bahwa kau tak bisa mengandalkan siapapun kecuali dirimu, sekalipun kenyataan kau dikelilingi banyak orang maka itulah yang sejati. Perasaanmu lah yang sejati. Beruntungnya, kau tidak sendiri merasakannya. Aku sama denganmu.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda