Sabtu, 13 Maret 2021

Saat Kau Hadir di Dunia

1998

"Semoga kelak menjadi anak yang sholehah, berbakti kepada kedua orang tua, berguna bagi masyarakat, bangsa dan agama."

Kalimat itu tersemat pada setiap lembar kertas yang dibagikan bersama nasi selamatan atas kelahiranmu. Matamu menelusuri tiap kata pada kertas itu lekat-lekat. Bukankah dulu, 23 tahun kertas yang sama yang juga dibagikan untuk merayakan kedatangamu, kebahagiaan jelas terpancar dari wajah orang tuamu mereka begitu berbahagia atas kehadiranmu di dalam hidupnya. Tidak ada kata yang lebih mengharukan selain ketika mendengarmu menyebut nama mereka untuk pertama kalinya. Mereka begitu berharap atas kebahagiaanmu, doa-doa selalu dilangitkan seiring bertambah usiamu.  

Banyak hal yang membuatmu berubah, karaktermu pun berubah seiring bertambah usiamu. Orang tuamu mengalami banyak hal dan mengupayakan untuk yang terbaik untukmu. Tidak ada orang tua yang sempurna. Seberapa keras kau menggugat mereka atas apa yang terjadi padamu, tidak akan mengubah apapun. Mereka hanyalah orang yang dulu pernah terluka dan membiarkan luka itu belum tersembuhkan, hingga tanpa sadar mereka melukai orang lain. 

Sekarang, cobalah untuk menjadi anak yang bertanggung jawab atas hidupmu sebagaimana dulu orang tuamu begitu bertanggung jawab atas keselamatanmu. Mereka yang khawatir akan kondisimu walaupun kau jelas-jelas baik-baik saja. Cobalah untuk menjadi anak yang berani memegang tanggung jawab itu. Hidup memang tidak selamanya menyedihkan pun juga tak selamanya menyenangkan. Jangan coba lagi menjadi seornag pecundang yang ingin melarikan diri dari kenyataan. Mungkin sekarang kau sedang berada di persimpangan jalan, tapi bukan berarti kau tidak bisa membaca peta. Asal kau berusaha untuk menyelesaikan kondisi ini sebaik-baiknya, aku percaya kebahagiaan ada di depan sana.

Selamat lahir ke dunia yang sesungguhnya, nak.

Salam, 2021


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda