Selasa, 21 September 2021

Yang Benar-Benar Kuinginkan

 Ada hal menarik yang terjadi padaku hari ini, pertama tadi pagi pukul setengah lima temanku sekamar yang sudah sangat lama tidak berhunungan denganku nanya apakah aku daftar CPNS. oke lah, sudah bisa ditebak alur pembicaraannya, saat kujawab tidak ikut, KENAPA? 

Kata "kenapa" entah bagaimana terasa sangat memuakkan. Sudahlah, berhenti bertanya apa yang orang lain kerjakan di hidupnya, jika tujuanmu hanya untuk membandingkan diri dengan mereka. Setiap orang telah melalui banyak hal dalam hidupnya yang bisa jadi kau pun tak akan sanggup menjalaninya kalau kau berada di posisi mereka. 

Menanyakan kabar orang, dengan bertanya kamu kerja apa? gajimu berapa? sudah menikah? dan pertanyaan semacamnya benar-benar tak berguna. Berhentilah seolah-olah peduli dengan orang lain dengan pertanyaan semacam itu. Tanyakan saja terpertanyaan yang menentramkan hati, misalnya:

"Hari ini panas ya, kamu mau kubelikan jus?"

"Kamu tambah cantik ya sekarang, keluarga di rumah sehat?"

"Kamu juga apakah kondisimu baik?"

"Kamu suka makan apa? ayo makan bareng"

"Katanya ada cafe baru ya yuk kesana"

"Ada promo buku nih, yuk kesana"

Mungkin itu beberapa pertanyaan yang bisa disampaikan kalau ketemu langsung ya..

Kalau chat, agak susah juga sebenarnya untuk menjauhi pertanyaan brengsek seperti yang kutulis diawal. Ya karena memang kultur budaya kita terlalu kental dengan "mencampuri urusan orang lain".

Aku lebih suka kalau ketemu teman yang bisa ketawa lepas, ngga jaim sama sekali. Ngga berusaha keliatan lebih dibanding yang diajak bicara. Ayolah, kita sudah terlalu lelah dengan semua kemunafikan yang dipasang di hampir semua postingan sosial media. Berhentilah pura-pura peduli tapi yang kau lakukan adalah membandingkan diri dengan orang lain.

Minggu, 19 September 2021

Karena Tuhan Sangat Mencintaimu

Sering terlintas dipikiranku saat suasana hatiku memburuk, pertanyaan seperti kenapa aku hidup di dunia, padahal aku tak menginginkannya, apa maksud Tuhan dengan semua ini, kenapa aku tak diciptakan sebagai tumbuhan atau binatang saja. Semua pertanyaan yang setelah kupikirkan lagi tak lebih dari upaya mempertanyakan Tuhan dan keadaan. Sesekali kita sering merasa lelah dengan hidup karena fokus kita hanya pada penderitaan saja. Memang sangat mudah melupakan cinta yang Tuhan berikan.

Banyak dari kita yang sebenarnya sering lupa bahwa kita hidup di dunia ini karena Tuhan cinta sama kita. Tuhan mencintaimu, sangat mencintaimu. Kau dibekali dengan hati juga otak untuk berpikir. Coba lihat keadaanmu, apakah ada yang salah dengan hidupmu, kenapa kamu begitu menderita dan tak bahagia. Hatimu berkata ini tidak benar, lalu otakmu seringkali menyangkalnya dengan berkata bahwa kau harus bertahan sekalipun kau menderita. Tapi coba tanyakan hatimu, apakah ini tepat? Jika tidak sesekali lepaskan dominasi otakmu dalam setiap keputusan yang kau ambil. Tidak semua hal diputuskan oleh logika. Karena sebenarnya hatilah pengambil keputusan terbaik. Kau dibekali peralatan untuk menemukan jalan pulang jika kau tersesat tak usah terburu-buru melangkah, diam sesaat pelajari apa yang terjadi dan biarkan hatimu mengambil keputusan.

Memang tidak mudah menemukan kembali jalan pulang saat kau tengah tersesat. Perasaan panik, hilang arah cemas, menyalahkan keadaan bahkan menyalahkan diri sendiri kenapa begitu bodohnya hingga sampai di situasi yg kau benci. Tapi Tuhan ingin mengajarimu sesuatu yang sangat penting padamu. Setiap nafasmu, setiap sel dalam Tubuhmu merindukan-Nya. 

Jalani hidup ini sebagai bagian dari cintamu pada-Nya. Gunakan bakatmu untuk mendekatkan diri pada-Nya. Jika kau tak menemukan apa bakatmu karena merasa kau hanyalah sampah, coba tanya sekali lagi apakah pendapatmu itu benar? Apa kata hatimu, apa hal yang benar-benar ingin kau lakukan tapi tak sempat karena kau sibuk mengikuti logikamu. Apa yang kau kuasai dan apa yang kau sukai. Lakukan semua itu untuk dirimu kau pantas bahagia. Kau sangat berharga, Tuhan menciptakan manusia dengan cinta. Maka hidupkanlah cinta di hatimu. 

Aku tak sepenuhnya konsisten dengan apa yang kukatakan sekarang. Ada masa dimana aku begitu dzalim terhadap diriku sendiri. Begitu kasarnya aku memaki diriku sendiri. Hampir-hampir tak ada cinta di hatiku. Dulu aku begitu benci dengan istilah cinta, aku tak mau hanyut terlalu dalam ketika membaca novel teenlit romantis khas anak remaja. Aku lebih suka membaca novel sadis atau percintaan tragis. Meskipun aku juga tidak menyukai genre itu tapi rasanya lebih realistis. Ya memang begitulah, aku sering melihat sesuatu dengan meniadakan cinta. Hingga ada seseorang yang memberiku perhatian begitu tulusnya, dan mengajakku berpikir tentang apa yg kulakukan selama ini. Juga tindakannya yang begitu mencerminkan seorang pecinta. Dia pernah berkata "Kamu ketika menggambar sampai bisa lupa waktu itu adalah cinta" Tapi kusangkal mentah-mentah pendapatnya kukatakan bahwa yang kulakukan itu hanya ingin menghabiskan sketsbookku saja biar bisa beli yang baru. 

Sekarang aku baru mengerti bahwa aku memang mencintai seni lukis apapun kondisinya. Sekeras apapun aku menghindar dan menyangkal hatiku menginginkannya. Begitu juga dengan cinta Tuhan yang tak pernah putus. Temukan cinta dalam setiap tindakanmu. Hidup ini sangat singkat satu tahun terasa sekejap. Bisa dibilang aku menghabiskan satu tahun terakhir ini untuk menemukan sesuatu yang hilang. Jadi ketika kau telah menemukan sesuatu yang selama ini kau rindukan, peluklah dia erat-erat dan berbahagialah. Hiduplah dengan penuh cinta. Karena manusia Tuhan ciptakan untuk menjadi seorang yang penuh dengan cinta.

Senin, 13 September 2021

Katakan Saja Sejujurnya

 Aku belajar banyak hal, hari ini aku bilang padanya kalau aku ngerasa jika aku butuh teman maka aku akan memilih dia. 

Meskipun aku tau ada banyak perdebatan yang mengiringinya, pikiran apakah aku layak untuk dia, apa aku ngga terlalu kepedean ya, dan pikiran lain yang terus berusaha merendahkanku.

Pikiran seperti itu ada bukan untuk mengerdilkanmu. Mereka ada karena ingin melindungiku agar tidak terluka. Otakku memberi berbagai gambaran buruk agar aku berhati-hati dan tidak kecewa. Kecewa tentu akan menimbulkan luka baru dan otakku tak menginginkan aku terluka lagi. Namun percayalah, katakan saja pada pikiranmu, aku baik-baik saja, aku tidak akan terluka lagi, dia tidak seburuk yang kukira

Aku mampu untuk menghadapi dunia ini.

Memang untuk bertahan di dunia ini aku butuh banyak kerja keras dan mimpiku untuk menjadi pelukis bukanlah hal mudah. Seperti menaiki anak tangga, akan ada banyak tenaga yang perlu dikeluarkan, aku akan capek, mulai meragu mempertanyakan apakah ini benar, apakah aku lebih baik menyerah saja. 

Tapi percayalah, otakmu hanya ingin kau baik-baik saja dan tidak merasa kecewa. Makanya ia memberikanmu pikiran buruk agar kamu memkirkan lagi langkahmu. Tentu ada baiknya tapi juga jangan terlalu kau percaya. 

Katakan saja, "Terima kasih ya sudah mengkhawatirkanku. Aku sudah mengatakan aku suka dan mau melakukannya. Aku juga sudah belajar mengatakan tidak suka untuk hal yang memang aku tidak suka. Tenang saja aku sudah cukup kuat untuk menghadapi tantangan yang ada. Jika aku terjatuh, aku akan bangun lagi. Karena aku tak punya pilihan lain selain berhasil mewujudkan hidup bahagia versiku sendiri"


Senin, 06 September 2021

Kau Punya Sayap jadi Terbanglah

 Sudah hampir 2 bulan lebih, aku tidak menulis di blog ini. Sepertinya mulai di blog kali ini dan seterusnya akan memberi suasana berbeda. Jika postinganku sebelumnya agak bernuansa sedih dan pekat dengan krisis identitas kini akan kuubah perlahan-lahan. Karena jujur saja selama rentang waktu yang cukup lama ini aku terus berpikir tentang diriku. Tentang apa yang sebenarnya kumau dalam hidup.

Ada kalanya kecenderunganku yang sangat tertutup tentang apa yang kurasakan ditambah ketidakpercayaanku pada orang lain menjadikanku benar-benar tenggelam dalam diriku sendiri. Disatu sisi kapribadianku ini cukup menyulitkanku, karena ketika berada di antara banyak orang aku merasa sendiri. Tapi dilain waktu aku bisa merasakan bahwa setiap manusia apapun karakternya mempunyai kekuatannya masing-masing. Kita dihadapkan pada tekanan karena Tuhan yakin kita mampu mengatasinya. 

Tuhan dengan sangat jelas meminta kita untuk membaca, sebagai wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi. Membaca bisa berarti banyak hal, terutama membaca diri sendiri. Apakah sudah benar setiap keputusan yang kita pilih dalam hidup? Apakah jalan ini sudah semakin mendekatkan diri dengan Tuhan? Ataukah kita sebenarnya sedang tersesat? karena sebenarnya saat tersesatpun kita merasa benar. Maka perlu berhenti sejenak, dan merenungi apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita selama ini.

Aku hampir sellau merasa tersesat setiap saat. Kebanyakan keputusan yang kuambil dalam hidup cenderung mengabaikan apa yang sebenarnya kumau. Sederhananya seperti aku yangvmemilih masuk Biologi karena aku merasa mampu di pelajaran itu sewaktu SMP. Tentunya hal itu masih relevan sampai sekarang namun aku tak melakukannya karena aku suka. Aku melakukannya karena orang menganggap itu jurusan normal. Sementara jauh di lubuk hatiku yang terdalam tak ada cinta untuk yang kukerjakan. Jadi selama 4 tahun kuliah yang kulakukan hanya menggambar, di kelas pun menggambar. Sebenarnya aku merasa sangat bersalah pada ibuku. Tapi aku telah memutuskan untuk mempercayai yang kuinginkan sejak dulu bahkan sejak aku kecil. 

Aku ingin menjalani hidup yang tenang dan bahagia. Dikelilingi tanaman tropis dan menghabiskan waktuku untuk melukis. 

Hidup itu seperti lari marathon, kau perlu menemukan sebuah alasan untuk berlari jauh dan kau tak akan pernah jenuh melakukannya. 

Temukan alasanmu untuk bangun di pagi hari, jika kau belum menemukannya seperti kata Rumi:

The breeze at dawn has secrets to tell you. Don't go back to sleep. You must ask for what you really want. Don't go back to sleep. People are going back and forth across the doorsill where the two worlds touch. The door is round and open. Don't go back to sleep.


Tanyakan lagi apa yang kau inginkan, jangan tidur dan melarikan diri, aku tahu itu sangat sulit karena mungkin kau sudah berpikir untuk pergi dari dunia ini. Tapi percayalah hatimu selalu punya satu hal yang benar-benar ingin kau lakukan. Lupakan semua pendapat orang tentang apapun keputusan yang kau ambil. Ini hidupmu, kaulah yang berhak memutuskan apapun di hidupmu. Kau bebas dan kau berkuasa atas dirimu. Jangan biarkan pendapat orang mengekang kebahagiaanmu.

Aku tahu ini tak akan mudah dan butuh waktu lama. Tapi kau punya sayap, belajarlah untuk terbang dan bukan merangkak. Belajarlah mempercayai apa kata hatimu.