Selasa, 23 Juni 2020

Bunga abadi



Yang kering kan menunas. Yang patah tumbuh dan yang hilang kan berganti.

Aku telah menyimpan bunga kering ini berbulan-bulan lamanya. Niat awalnya memang ingin kugambar. Namun karena kondisi psikologis yang sering berantakan baru sempat ku gambar sekarang. Itupun hasilnya jelek sekali bukan? Ah, biarkan saja, toh ini juga aku yang buat sendiri. Haha skillku menurun drastis gara-gara sakit ini. Tapi, alhamdulillahnya sekarang kondisiku sudah mulai membaik dan sedang berjuang untuk berkarya lagi, yeay ^,^

Bunga kering ini sebenarnya termasuk dalam keluarga rumput-rumputan. Bunga ini kupetik di kebun singkong depan rumah mbahku. Sebenarnya spesies ini termasuk gulma dan biasa diberantas tanpa sedikitpun ditengok untuk dihargai. 

Ya, perasaan insecure dan depresi memang sering bermunculan seperti gulma dalam diri siapa saja. Mereka mirip sekali dengan sakit pilek. Musiman dan selalu ada pemicunya. Saat kambuh itulah kita hanya bisa menerimanya dan berjuang untuk sembuh agar bisa terus hidup. 

Balik lagi ke bunga rumput ini. Sebenarnya aku tidak terlalu kenal apa nama bunga ini karena memang tidak ada yang mempedulikannya juga di jurnal-jurnal. But, for some reason bunga ini sangat mempesona. Warna bunga ini ungu muda sedikit putih di bagian pangkalnya. Struktur bunganya mirip dandelion. Saat sudah keringpun masih terlihat eksotis. Cukup sulit untuk digambar memang dan aku belum menemukan teknik yang tepat untuk melukisnya. Ukuran bunganya yang sangat kecil juga cukup menyulitkan sekali. Tapi aku tak mengerti alasannya, di mataku bunga ini cantik. Well, akhirnya jadilah illustrasi bunga imut ini. 

Aku seperti melihat potongan diriku dalam rumput. Haha cukup melow banget perumpamaan ini ya.. 

Biarlah memang lagu yang patah akan tumbuh dan yang hilang kan berganti sedang bergaung merdu menemaniku saat ini. Banda neira is here, . . 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda